2. Pelaksanaan Kebijakan
Keluhan-keluhan dampak lingkungan dengan adanya pertambangan CV Arjuna oleh perempuan yang dirasakan antara lain:
a. Pada waktu pertama dibuka lokasi pertambangan, yakni tahap ekspoitasi, banyak rumah warga yang retak-retak, akibat suara pengeboman untuk yang dilakukan usaha pertambangan ;
b. Hasil Lahan pertanian menurun;
c. Lahan perkebunan sebagai lahan sumber kehidupan juga mati, dan tidak menghasilkan;
d. Banjir lumpur yang mengenangi sawah, ladang, perikanan;
e. Tercemar lahan pertanian dan perkebunan, sehingga tidak bias dilakukan pertanian ;
f. 4 (empat) mata air sumber kehidupan untuk mengaliri sawah, lahan dan keperluan rumah tangga hilang, ditutup pertambangan;
g. Menimbulkan kebisingan dan kesulitan tidur bila malam hari dilakukan pengeboman lokasi untuk pengambilan batubara;
h. Menimbulkan debu yang dibawah truk-truk pengangkut batubara;
i. Terjadi longsor;
j. Terjadinya beban kerja lebih berat bagi perempuan, karena gagal panen;
k. Kebutuhan air bersih berkurang, dan tidak layak komsumsi, sehingga menambah beban pengeluaran mereka, dengan harus membeli air galon untuk masak dan minum; dan
l. Kesehatan menurun bagi warga setempat.
Usaha-usaha demontrasi dilakukan warga Makorman, berhasil memaksa CV Arjuna dan jajaran Perusahaan untuk memberikan kompesasi gantirugi bagi warga. Gantirugi ini sekali dilakukan perusahaan untuk memenuhi tuntutan warga Makroman. Dengan hitungan petani yang mempunyai lahan yang luas 4 ha digangirugi dengan uang sebesar 5 juta. Juga waktu banjir lumpur, warga juga dikasih gantirugi uang sebesar 100 ribu rupiah yang berupa tanah uruk, yang terkena banjir lumpur. Hal ini yang dikeluhkan warga masyarakat. Bahwa proses gantirugi yang dialami warga tidak merata, dan tertentu. Perusahaan akan melakukan gantirugi, jika ada tekanan dari warga. Perusahaan terkesan tidak terlalu memperdulikan dampak lingkungan dan dampaknya bagi perempuan.
Disini Masalah dampak lingkungan timbul. Berupa pencemaran limbah yang masuk ke lahan pertanian, sumber mata air yang ditutup. Pada akhirnya lahan pertanian sebagai sumber kehidupan dan sumber mata air yang ada, sedikit demi sedikit habis dirusak oleh usaha pertambangan . karena sangat dekatnya lokasi usaha pertambangan CV Arjuna yang hanya berjarak sekitar 50 meter dari lahan pertanian, kebun dari pemukiman warga makoraman. kualiatas tanah pertanian akibat pencemaran limbah pertambangan batubara dan banjir lumpur, mengubah hidup semuanya khususnya perempuan dan anak-anaknya. Hal ini karena perempuan ini sudah survival turun termurun sebagai warga tranmigrasi yang merupakan petani tangguh. Perempuan Desa Makaron sebagai second tenaga pertanian yang handal dalam mengelola dan menanam lahan pertanian. Kehidupan sebagai petani begitu menyatu dengan dirinya, jiwa hanya menjadi iburumah tangga, merawat suami dan anaknya dan mengelolaa lahan sawah dan ladang dengan suaminya. Kehidupan yang mencirikan perempuan jawa yang sederhana, ulet dan patuh.
Kegelisahan dan kegundahan yang tiada akhir akibat adanya pertambangan membuat masa depannya tidak jelas akan hidupnya yang tergantung pertanian, kebutuhan rumah tangga dan masa depan anaknya. Hal-hal diatas inilah yang kurang dipahami bahwa perempuan petani mempunyai beban lebih dari lelaki. Misalnya kebutuhan akan air bersih, dimana di desa makorman ada 4 mata air, namun semua hilang dan sengaja dihilangkan karena untuk usaha pertambangan. Akhibatnya sangat terasa bagi perempuan, dimana air bersih untuk kepentingan memasak, cuci, dan lainnya hilang, ini paling essesai bagi perempuan yang sangat tergantung dengan air bersih. bisa dibayangkan sekarang dengan adanya usaha pertambangan air bersih yang sekian lama begitu jernih, mengalir dengan teratur, sekarang hilang, jika ada warna berwarna coklat, bau, dan tidak bisa dibuat memasak. Kemudian harus membeli air bersih untuk minum, dan memasak.
Harapan petani perempuan ini terlalu tinggi, dia ingin kehidupan bertani kembali norma, tidak terganggu , hasil padinya bisa menghidupi keluarganya. Sesuatu yang tidak pernah terpikirkan oleh walikota Kota Samarinda. Dalam pikirannya usaha tambang lebih penting , Karena memberi pendapatan dan komisi yang lebih besar, bukan nasib pertani yang perlu pengorbanan untuk mengelola. Kebijakan yang salah, kebijakaan yang sesaat dan kebijakan hanya untuk kepentingan orang-orang tertentu. Dan hari ini warga Kota Samarinda sedang menagis atas prilaku salah kebijakan pimpinan Pemerintah Kota, sesak didada mengenang lagu yang dinyanyikan mbah suti jika ketemu orang, ibu pritiwi sedang menagis, menanti keberanian dan pertanggujwaban Pemerintah Kota Samarinda dan CV Arjuna akan masa depan petani makoran dan anak cucu kita ..